Mengenal Topi Bambu Tangerang
remaja sedang membuat topi bambu di Topi bambu foundation |
CIKUPA,PB--Beberapa waktu lalu,
Dua puluh Mahasiswa USIM dari Malaysia belajar langsung ke Kabupaten Tangerang
untuk mengenal dan belajar membuat Topi bambu Khas tangerang yang terkenal
sejak jaman Hindia belanda. Mereka langsung belajar dari Topi Bambu Foundation.
Salah satu mahasiswi Universiti Sains Islam Malaysia
(USIM), Nurul
Kamarina mengaku sangat
tertarik untuk membuat berbagai macam kerajinan dari bambu dan rotan yang
banyak terdapat di Indonesia. Menurutnya, kerajinan anyaman dari Indonesia
sangat berbeda dengan kerajinan yang berasal dari Malaysia.Baca juga mengenal upacara ceng beng
“Meskipun di Malaysia banyak juga
terdapat kerajinan anyaman, namun berbeda dengan anyaman dari Indonesia terlihat lebih halus,” katanya setelah
acara Workshop Anyaman dan Batik Universitas Islamic Village di Kampung Kelapa Resto, Cikupa, kemarin.
Kemudian wanita berjilbab ungu ini melanjutkan,
ia bersama dengan
rekan-rekannya
mencoba untuk belajar
langsung cara membuatnya.
“Kebetulan sekali kami
bersama rekan-rekan lainnya
melakukan kunjungan balasan ke Universitas Islamic Village di Indonesia dan diajak untuk
melihat salah satu kebudayaan Indonesia yaitu anyaman dan batik,” jelasnya.
Kamarina
melanjutkan, ia bersama
teman-teman langsung bersamangat untuk melihat dan belajar cara membuat ancaman
secara langsung. “Kita
sangat mungkin untuk membuat kerajinan tersebut di negeri asal kami nantinya, karena memang memiliki nilai ekonomis
yang sangat menjanjikan,” ungkapnya.
Kerajinan
Topi Bambu telah ada di Kabupaten Tangerang sejak era tahun 1800 sampai awal
tahun1900. Dijaman Hindia Belanda produk Topi Bambu ini sangat populer sampai
ke Eropa dan Amerika (umumnya di Amerika Latin), bahkan konon pemasarannya
pernah merajai Negara Prancis.baca Juga wow...ladi trend berbagai foto hot
Di
Indonesia sendiri, Topi Bambu ini juga banyak digunakan oleh Tentara KNIL atau
Koninlijke Netherlands Indie Leger (prajurit Hindia Belanda yang bertugas di
Indonesia pada jaman revolusi), bahkan hingga kini yang umumnya digunakan oleh
kelompok Pramuka di tanah air.
Dahulu
dijaman revolusi, sentra pembuatan Topi Bambu di Kabupaten Tangerang terdapat
di: Desa Cikupa, Desa Tenjo, Desa Balaraja, Desa Tigaraksa, dan beberapa desa
lainnya. Hasil produksi Topi Bambu dari beberapa desa tersebut, lalu
dikumpulkan oleh para tengkulak kemudian diserahkan ke pabrik topi yang berada
di Tangerang, untuk lebih disempurnakan lagi sebelum diekspor. Sayangnya home
industri di Tangerang ini pernah berhenti akibat kerusuhan anti warga Tionghoa
yang diprovokasi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration atau
Pemerintahan Sipil Hindia Belanda yang berkedudukan di Indonesia). Akhirnya
kerajinan Topi Bambu ini pun menghilang hingga beberapa dasawarsa lamanya.
Saat
ini untuk bisa menemukan pengrajin Topi Bambu di Kabupaten Tangerang, kita
hanya bisa jumpai mereka di Kampung Ciakar yang berada di Desa Ciakar,
Kecamatan Panongan.
Beberapa
jenis Topi Bambu yang dihasilkan pengrajin di Desa Ciakar ini, seperti: Topi
Bambu Tudung Belenong (bentuknya mirip belenong), Topi Bambu Capio (jenis topi
pramuka), Topi Bambu Peradah (topi jenis hiasan dinding).
Kerajinan
Topi Bambu di Tangerang sampai saat ini produksinya masih sangat terbatas dan
belum mampu menjadi komoditi andalan yang dapat mengangkat taraf ekonomi
masyarakat Tangerang secara umum. Sebuah komunitas Topi Bambu yang telah
dibentuk sejak tahun 2011 oleh beberapa orang yang sangat peduli akan produk
lokal ini dan telah memiliki website resmi www.topibambu.com , telah banyak
berperan mengangkat kembali keberadaan Topi Bambu untuk mampu bersaing dengan
produk kerajinan tangan lainnya.
Komunitas
Topi Bambu juga telah berusaha menjembatani antara pengrajin dengan pihak
pemerintah agar pengrajin Topi Bambu bahkan masyarakat Tangerang pada umumnya
diberi pembekalan berupa pelatihan, serta dana bantuan sebagai modal usaha,
juga kemudahan dalam memasarkan produk Topi Bambu, sehingga kerajinan Topi
Bambu ini mampu menjadi salah satu sumber penghasilan yang dapat mengangkat
kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tangerang.(Sayuti/net)