GmnI Kota Tangerang Tolak Penarikan Subsidi BBM

MENOLAK KERAS KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT TENTANG PENARIKAN SUBSIDI BBM 

Pertumbuhan ekonomi masyarakat indonesia sejak dilandanya covid-19 sampai saat ini sangat berdampak buruk bagi kelas menengah kebawah, pemulihan ekonomi nasional telah dimulai dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai upaya untuk mengatasi inflasi. 

Sekertaris DPC GmnI Kota Tangerang, Bung Elwin mengatakan bahwa rencana pemerintah menarik subsidi BBM akan berimplikasi pada ekonomi kelas menengah kebawah dan sangat berdampak pada pelaku UMKM. 

“Sebaiknya pemerintah tidak melakukan hal demikian karena berujung pada inflasi,” ungkap Bung Elwin dalam keterangan tertulisnya.

Bung Elwin menambahkan, Pernyataan menteri keuangan tentang APBN tidak mampu membendung subsidi BBM merupakan kegagalan pemerintah dalam tindakan kebijakan fiskal tentang mengelolah pendapatan negara dan para mafia dibiarkan berkeliaran sama halnya seperti para koruptor. 

“Pada dasarnya subsidi BBM untuk kesejahteraan rakyat agar tidak terjadi windfall. Sejatinya Subsidi BBM adalah sebagai wujud dari sebuah negara untuk memenuhi kebutuhan rakyat yang diambil dari rakyat dan untuk kesejahteraan Rakyat,” Pungkasnya.

Dilain pihak, Pemerintah sudah hampir pasti menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya BBM jenis Pertalite dan Solar Subsidi. Nah, keputusan kenaikan harga BBM penugasan dan subsidi ini hanya tinggal diputuskan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Mengutip, CNBC Indonesia, sejatinya ketentuan kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar Subsidi sudah di tangan Presiden Jokowi. "Ada beberapa alternatif (harga BBM) tinggal diputuskan Presiden," terang CNBC Indonesia, Selasa (30/8/2022). Sementara untuk harga baru BBM Pertalite dan Solar Subsidi kelak berada di range Rp 8.500 per liter - Rp 10.000 per liter. "Untuk Solar Subsidi sudah pasti di bawah Rp 10.000. Sementara Pertalite maksimal Rp 10.000 bisa juga di bawahnya," tandas dia. (Sayuti)