Kembalikan wisuda hanya untuk yg lulus kuliah aja. TK, SD, SMP & SMA tidak perlu wisuda
Tangerangtalk.Online - Belakangan ini memang banyak kegiatan wisuda bukan hanya dilakukan oleh para sarjana.
Tapi kini juga dilakukan oleh lulusan TK, SD, SMP, & SMA.
Hal ini tentu saja menuai pro kontra di masyarakat. Banyak yang menganggap bahwa hal tersebut tidak perlu dilakukan karena menambah pengeluaran orang tua murid.
Mubazir ketimbang buat wisuda mending buat tambahan uang daftar sekolah jenjang berikutnya.
Karena toga nya beli, bayar uang wisuda, bayar biaya foto dan lain sebagainya belum lagi ada tambahan iuran-iuran sukarela orang tua murid.
Sebagai gambaran biaya sekolah menyewa gedung adalah Rp20 Juta, Kepanitian wisuda Rp5 juta belum makan minum dan lain sebagainya. Tentu saja semua itu dibebankan kepada wali murid yang akan di wisuda.
Sedangkan argumen orang tua yang mendukung wisuda ini karena memang momen kelulusan adalah momen yang sangat spesial bagi anak. Sehingga perlu dirayakan dengan momen spesial juga.
Bagaimana perspektif anak dalam ide wisuda bagi tingkatan mereka?
Saya meyakini banyak anak yang merasa senang terhadap ide wisuda ini. Momen spesial mereka dirayakan dengan spesial seperti kakaknya yang lulus kuliah.
Merasakan kebanggaan yang sama. Seremoni yang sama dengan kakak mereka bahkan mungkin orang tuanya dulu bahagianya di wisuda.
Sebagai catatan bahwa saat ini hanya sekitar 6% penduduk indonesia yang merasakan pendidikan S1. Peluang mereka merasakan wisuda saat sarjana cuma 6 persen dari penduduk Indonesia.
Mengutip Kata Data, berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil), penduduk Indonesia berjumlah 275,36 juta jiwa pada Juni 2022.
Dari jumlah tersebut hanya 6,41% yang sudah mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi. Rinciannya, yang berpendidikan D1 dan D2 proporsinya 0,41%, kemudian D3 sejumlah 1,28%, S1 sejumlah 4,39%, S2 sejumlah 0,31%, dan hanya 0,02% penduduk yang sudah mengenyam pendidikan jenjang S3.
Sampai Juni 2022 penduduk Indonesia yang berpendidikan hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) ada sebanyak 20,89%. Kemudian yang berpendidikan hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 14,54%.
Sementara itu 23,4% penduduk Indonesia merupakan tamatan Sekolah Dasar (SD). Ada pula 11,14% yang belum tamat SD, dan penduduk yang tidak sekolah/belum sekolah mencapai 23,61%.
Berikut rincian jumlah penduduk Indonesia menurut jenjang pendidikan per Juni 2022:
S3: 61.271 jiwa
S2: 855.757 jiwa
S1: 12.081.571 jiwa
D3: 3.517.178 jiwa
D1 dan D2: 1.126.080 jiwa
SLTA: 57.533.189 jiwa
SLTP: 40.035.862 jiwa
Tamat SD: 64.446.545 jiwa
Belum Tamat SD: 30.685.363 jiwa
Tidak/Belum sekolah: 65.018.451 jiwa
Jadi ketimbang menyalahkan anak-anak yang ingin merasakan wisuda yang mungkin kita bisa mulai menuntut negara untuk mewajibkan belajar hingga Strata 1/Sarjana.
Eh...tapi kan uangnya dari orang tua jadi orang tua yang boleh berpendapat lah.
(Sayuti)