KKM 38 Untirta dan BNN Banten Gelar Sosialisasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Desa Cilegongilir

 

KKM 38 Untirta dan BNN Banten Gelar Sosialisasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba di Desa Cilegongilir

Lebak, TangerangtalkMahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 38 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) berkolaborasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten mengadakan sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba di Desa Cilegongilir, Kabupaten Lebak. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 3 Februari 2025, di Kampung Citra Pasir, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba serta langkah-langkah pencegahannya.

Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan sekitar, terutama karena kasus penyalahgunaan narkoba sebelumnya ditemukan di beberapa desa terdekat. Menurut data dari BNN Provinsi Banten, terdapat peningkatan 15% kasus penyalahgunaan narkoba di wilayah Banten dalam dua tahun terakhir, dengan kelompok usia 15-24 tahun menjadi yang paling mendominasi. Melalui kegiatan ini,  masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dan berperan aktif dalam mencegah peredaran narkoba di lingkungan mereka.

Kegiatan diawali dengan sambutan dari Ketua RT setempat, Sukarman, yang menyampaikan apresiasinya kepada KKM 38 Untirta dan BNN Banten atas pelaksanaan kegiatan ini. Ketua KKM 38 Untirta, Mahesa Dendhika Ardine, menjelaskan bahwa  sosialisasi ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat sekaligus membuka ruang diskusi agar mereka lebih memahami dampak buruk narkoba serta cara mencegahnya.

Materi disampaikan oleh Ibu Shelly Dhamayanti, penyuluh narkoba ahli muda dari BNN Provinsi Banten. Ia menjelaskan berbagai jenis narkoba yang umum beredar di masyarakat, serta dampaknya terhadap kesehatan fisik dan mental, serta tanda-tanda awal pengguna narkoba yang perlu diwaspadai. "Penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda awal penyalahgunaan narkoba, seperti perubahan perilaku dan penurunan prestasi di sekolah atau pekerjaan," ujarnya.

Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh warga. Salah satu peserta, menanyakan jenis narkotika yang paling berbahaya. Menjawab pertanyaan tersebut, Ibu Shelly menjelaskan bahwa semua narkoba memiliki dampak negatif, tetapi salah satu yang paling berisiko adalah heroin, yang dikenal dengan sebutan "putaw."

"Heroin memiliki tingkat ketergantungan yang sangat tinggi dan sering digunakan dengan cara disuntikkan langsung ke tubuh. Sayangnya, banyak pengguna yang memakai jarum suntik tidak steril, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan penyebaran penyakit," jelasnya.

Selain itu, seorang warga juga menanyakan peran orang tua dalam mencegah anak-anak agar tidak terjerumus ke dalam dunia narkotika. Ibu Shelly menekankan pentingnya membangun lingkungan keluarga yang nyaman. "Hal sederhana tetapi sangat penting adalah menciptakan rumah yang nyaman bagi anak-anak. Seringlah menjadi teman mereka, dengarkan keluh kesah mereka, dan jangan mengabaikan perasaan mereka," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa ketika anak merasa nyaman di rumah, mereka cenderung tidak mencari pelarian ke hal-hal negatif seperti narkoba.

Acara ini ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada Pemateri. KKM 38 Untirta dan BNN Banten berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat demi menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari narkoba. Diperlukan rencana tindak lanjut, termasuk program lanjutan yang akan melibatkan lebih banyak warga dalam kegiatan edukasi dan pelatihan.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Cilegongilir semakin sadar akan bahaya narkoba dan dapat berperan aktif dalam pencegahannya. Mari bersama-sama kita ciptakan lingkungan yang aman dan sehat untuk generasi mendatang.

Penulis : Rachmadina Safitri, Ari Rusli, Risma Rachmawati. Mahasiswa KKM

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url