Literasi,Ibu dan posyandu
![]() |
Oleh: Panji B Majid |
Tangerangtalk — Budaya membaca akan melahirkan sikap kritis. ketika membaca informasi kesehatan yang tersebar seperti buih di media sosial. Menangkal hoaks kesehatan adalah buah yang kelak dipetik ketika seorang Ibu tidak menutup diri.
Bersedia aktif bermasyarakat dalam lingkup pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK). serta terus merawat rasa ingin tau (curiosity). Sebagaimana pepatah arab “Ibu merupakan sekolah pertama untuk anak-anaknya”. Setiap yang dilakukan,dituturkan dan dicontohkan oleh seorang ibu bagian dari mendidik anak.
Membaca teks yang beradar, bagian dari mambangun kebiasaan kecil yang baik. Serta bijak bermedia sosial seperti meluangkan waktu untuk membaca portal berita online di smartphone.
Dengan memilih media digital yang terpercaya. Bahkan pemerintah kota Tangerang mempunyai situs resmi informasi digital yaitu tangerangkota.go.id. bertepatan pada selasa 11 maret 2025. Telah dilantik ketua tim pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP PKK) dan ketua tim Pembina posyandu Kota Tangerang yaitu Masturoh Sachrudin masa bakti 2025-2030. Pelantikan dilaksanakan di pendopo gubernur banten, serang. Oleh Tim Penggerak pemberdayaan kesejahteraan keluarga (TP PKK) provinsi banten yaitu Tinawati Andra Soni.
Jika dilihat dari buku pedoman penyelenggaraan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2011, Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Sebagai salah satu bentuk implementasi dan Peraturan Kementerian Dalam Negeri Repubik Indonesia Nomor 13 Tahun 2024 tentang Posyandu. Transformasi posyandu atau posyandu era baru akan meliputi enam standar pelayanan minimal (SPM). Yakni, pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum atau kualitas air bersih, pemukiman, kamtibnas dan juga sosial. Literasi ibu di posyandu dapat diartikan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan, gizi, dan pola hidup sehat. Literasi ibu di posyandu dapat dilakukan melalui penyuluhan, edukasi, dan layanan literasi. Sebagai bentuk Penyuluhan . Memberikan penyuluhan tentang hidup sehat bagi ibu dan balita. Memberikan penyuluhan tentang tanda bahaya sakit, seperti demam, diare, dan sesak napas dan Memberikan penyuluhan tentang gizi ibu hamil
Sebagai bentuk kolaborasi wujudkan visi yang sedang dibudayakan pemerintah kota Tangerang perlu melibatkan lintar sektor sebagai contoh Upaya layanan literasi yang langsung menyentuh ke Masyarakat.
Menyediakan pojok baca literasi di setiap posyandu. Memberikan layanan literasi berupa mobil perpustakaan keliling. Meminjamkan dan mengembalikan buku di posyandu
Manfaat literasi ibu di posyandu antara lain: Mencegah bayi lahir stunting, Meningkatkan berat badan selama kehamilan, Menanamkan budaya membaca sejak dini, Membantu ibu memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, Membantu ibu memenuhi gizi balita. Posyandu merupakan upaya kesehatan berbasis masyarakat yang bertujuan untuk mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi.
Kendati demikian. Di Tengah ramainya acara yang terjebak. Dalam bentuk parade atau festivalisasi yang terlintas hanya berdampak sehari. Alangkah indah sebagai momentum angin segar perubahan tim Pembina posyandu yang baru.
Pemerintah kota Tangerang bersedia melibatkan kader remaja posyandu, Lembaga swadaya Masyarakat (LSM), serta mahasiswa yang sedang menjalani pengabdian Masyarakat. Untuk terus menggali ide yang datangnya dari arus bawah dalam arti kebutuhan Masyarakat setempat. Tidak melulu di tuang dari atas ke bawah yang biasanya datangnya dari program pimpinan dinas. Sebagai penutup kalimat penulis mengutip dari budayawan Cak Nun “pemimpin itu bila sedang terjadi kebakaran dia maju paling depan. Jika sedan gada cara makan-makan. Dia paling belakang merasakan makanannya. (Opini)